Tomoni, -
Pada Tahun Anggaran 2015 ada beberapa kegiatan penting yang dilaksanakan
Bimas Hindu Kanwil Kemenag Prov. Sulawesi Selatan, salah satu diantaranya
adalah Melaksanakan Orientasi Sarati Banten yang dilaksanakan tangal 30 Mei s/d
1 Juni 2015 di Hotel Sikumbang Kab. Luwu Timur dengan jumlah peserta 40 orang. Jumlah Sarati Banten yang terdata pada Bimas Hindu Kanwil Kemenag Prov. Sul-Sel
sebanyak 270 orang, dengan thema :
"Melalui Orientasi Sarati Banten Kita Tingkatkan Profesionalisme Sarati Banten
Serta Iklas Dalam Melakanakan Pelayanan Kepada Umat Hindu".
Wayan Shantika selaku Ketua Panitia dalam laporannya menyampaikan,
dengan pelaksanaan kegiatan ini diharapkan para sarati dapat lebih professional
serta lebih iklas dalam melakukan pelayanan dan melaksanakan upacara yadnya.
Ketua PHDI Luwu Timur Bapak I Wayan Sudarsana, S.Pd, M.Pd dalam
sambutannya, para sarati dalam membuat sarana upakara/banten harus didasari
tulus iklas walaupun banten biasanya berbeda-beda berdasarkan wilayah atau
daerahnya tapi fungsinya tetap sama. Pada kesempatan ini pula Beliau mendukung
sepenuhnya dan mengharapkan untuk pengadaan stuktur Penyelenggara Bimas Hindu
pada Kantor Kemenag Kab. Luwu Timur.
Kegiatan ini dibuka oleh Kepala Kantor Kementerian Agama Kab. Luwu Timur
yang diwakili oleh
Kepala Sub Bagian Tata Usaha Bapak Muh. Yunus, S.Ag. Dalam sambutan singkatnya, Kasubbag TU sangat merespon
pelaksanaan kegiatan tersebut yang pelaksanaannya dipercayakan di Kabupaten
Luwu Timur. Selanjutnya beliau menyampaikan bahwa sejalan dengan tantangan
kehidupan global, peran dan tanggungjawab Sarati Banten pada masa mendatang
akan semakin kompleks, sehingga menuntut Sarati Banten untuk senantiasa
melakukan berbagai peningkatan dan penyesuaian kemampuan profesionalnya di
masyarakat utamanya pemahaman tentang yadnya (serana upakara). Kasubag TU Kanmenag Kab. Luwu Timur sangat menunggu-nunggu terwujudnya
struktur Bimas Hindu di Kemenag Luwu Timur apakah itu Kepala Seksi atau Penyelenggara
Bimas Hindu, karena di lingkup Kemenag Kab. Luwu Timur ada 20.000 umat Hindu
yang membutuhkan pelayanan dari pemerintah, dalam hal ini Kementerian Agama
Kab. Luwu Timur. Beliau juga menyampaikan terimakasih telah diberikan
Pramubakti Hindu sehingga dapat membantu dalam melayani Umat Hindu.
Panitia Orientasi Sarati Banten menyiapkan 4 (empat) pemateri, 2 orang pemateri dari unsur lembaga dan 2 orang ahli upacara yadnya
(Pandita) yakni Ketua PHDI Prov. Sul-Sel (Ir. Nyoman Sumarya) membawakan
materi Peran Dan Fungsi Sarati Banten Dalam Pelaksanaan Upacara Yadnya, Simon Kendek Paranta’ membawakan
materi Etika Dalam Pelaksanaan Yadnya, Ida Pandita Mpu Purwa Daksa Santi Dharma
dengan materi Jenis Upakara Yang
Dipergunakan Pada Upacara Yadnya, dan Ida
Pandita Dharma Yadnya Samyoga
dengan materi Nila-Nilai Filosifi Banten Dalam Pelaksanaan Yadnya.
Mengingat peran dan fungsi sarati Banten sangat dalam setiap pelaksanaan yadnya, maka perlu
diupayakan peningkatan pemahaman dan ketrampilan bagi sarati banten.
Penyelenggaraan Orientasi Sarati Banten dilaksanakan oleh Bimas Hindu mengingat
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang dapat mempengaruhi pola pikir
dan pola tindak manusia lebih cendung
menilai sesuatu dengan ukuran logika.
Disatu para pelayan dalam bidang agama/ritual termasuk para sarati sebaiknya
mampu menyesuaikan keadaan yang sedang terjadi dengan pelayanan yang mereka
laksanakan terhadap umat. Realita yang sedang dihadapi oleh umat, khususnya
bagi segenap pelayan bidang keagamaan antara lain : Upacara keagamaan yang
sarat dengan symbol kurang diimbangi dengan penanaman dan pemahaman terhadap
makna bahkan cenderung hanya bersifat rutinitas. Karakteristik upacara
keagamaan berbeda-beda menurut budaya daerah setempat dan bilamana hanya upacara keagamaan dari daerah tertentu yang
dilaksanakan maka muncul istilah sentrisme.
Disamping itu Sumber Daya Manusia sangat terbatas yang mau menjadi
tenaga pelayan dengan penuh embel-embel iklas tanpa mengharapkan dan diiming-imingi
imbalan yang besar, sementara tuntutan umat mengharapkan tenaga pelayan umat
harus cerdas, professional dan mampu memberi pencerahan kepada umat.
Setelah Penutupan Kegiatan Orientasi Sarati Banten dilanjutkan dengan
kegiatan PHDI Prov. Sulawesi Selatan melaksanakan Pesamuhan Madya Paruman
Pandita dan Sosialisasi Hasil Pesamuan Madya PHDI Prov. Sulawesi Selatan. Wakil
Bupati Luwu Timur membuka dan memberi sambutan pada kegiatan ini yang dihadiri
oleh Pengurus PHDI Provinsi Sul-Sel (Dharma Upapati, Walaka dan Pengurus
Harian), Pengurus PHDI Kab./Kota s/d Pengurus PHDI Desa se Luwu Raya (Kab. Luwu
Utara, Kab. Luwu Timur dan Kota Palopo). Para Ketua Pakraman Desa Adat dan
semua pimpinan lembaga keagamaan Hindu hadir pula dalam kegiatan ini. Pertemuan
ini disamping sebagai ajang simakrama
semua unsur pimpinan lembaga agama dan keagamaan juga mendapat arahan dari
Dharma Upapati PHDI Prov. Sul-Sel. Dalam sambutannya wakil bupati Luwu Timur mengajak umat Hindu
memikirkan membangun Pasraman Formal di Kab. Luwu Timur sebagai tindak lanjut
PMA No. 56 tahun 2015 tentang Pendidikan Kegamaan Hindu.
Masalah keuangan membiayai kegiatan-kegiatan
PHDI Prov. Sul-Sel sangat terbatas, demikian keluh kisah ketua PHDI Prov.
Sul-Sel. Hasil pertemuan pimpinan lembaga agama dan keagamaan Hindu tahun 2014
telah disepakati semua PNS termasuk TNI/Polri dan Karyawan Swasta disepakati
mepunia untuk membiayai kegiatan-kegiatan keumatan yang dilaksanakan oleh PHDI.
Bimas Hindu menghimbau kepada semua guru agama Hindu untuk mengawali
kesepakatan ini. (sk/ws)
Dokumentasi Foto :
Dokumentasi Foto :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar