Slide Foto

Rabu, 22 Juni 2016

Orientasi Pembinaan dan Pengembangan Penyuluh Agama Hindu Non PNS Tahun 2016

Masamba,- Penyuluh agama adalah Pegawai yang diberitugas, tanggungjawab, dan wewenang secara penuh oleh pejabat yang berwenang untuk melakukan kegiatan bimbingan keagamaan dan penyuluhan pembangunan melalui bahasa agama yakni Bahasa Agama HinduKarena itu Penyuluh adalah membantu Pemerintah (Bimas Hindu Kanwil Kemenag Sul-Sel) dalam menyebarkan nilai-nilai ajaran Hindu agar umat memiliki pemahaman yang benar terhadap ajaran agamanya. Untuk dapat menyampaikan ajaran agama Hindu maka seorang penyuluh wajib memahami tugasnya dan memahami ajaran agama Hindu dan yang terpenting pula ia harus memiliki sifat empati, kesadaran diri, dapat mengatasi masalah keumatan, berpikir kritis, mampu melakukan komunikasi yang baik dan dapat mengendalikan emosional. Hal ini disampaikan oleh Pembimas Hindu Kanwil Kementerian Agama Provinsi Sulawesi Selatan (Bapak Simon Kendek Paranta’) pada acara pembukaan Orientasi Pembinaan dan Pengembangan Penyuluh Agama Hindu Non PNS Tahun 2016 yang berlangsung dari tanggal 16 s.d 18 Juni 2016 di Hotel Remaja Masamba Kabupaten Luwu Utara.

Senin, 13 Juni 2016

Orientasi Pembinaan dan Pemberdayaan Ekonomi Umat Tahun 2016


Makale,- Bertempat di Hotel Sangala Makale, Kabupaten Tana Toraja dilaksanakan Kegiatan Pembinaan dan Pemberdayaan Ekonomi  Umat yang pesertanya berjumlah 30 orang yang masing – masing mewakili kelompok pemberdayaan ekonomi umat hindu dari Kabupaten Luwu Timur sebanyak 8 orang, Luwu Utara sebanyak 8 orang, Tana Toraja sebanyak 12 orang dan Kabupaten Sidrap sebanyak 2 orang. Kelompok Pemberdayaan Ekonomi Umat yang ada di Sulawesi Selatan sebanyak 15 kelompok yang kegiatannya sebagian besar pada peternak babi, sapi  dan ayam.

Senin, 08 Juni 2015

Orientasi Sarati Banten



Tomoni, - Pada Tahun Anggaran 2015 ada beberapa kegiatan penting yang dilaksanakan Bimas Hindu Kanwil Kemenag Prov. Sulawesi Selatan, salah satu diantaranya adalah Melaksanakan Orientasi Sarati Banten yang dilaksanakan tangal 30 Mei s/d 1 Juni 2015 di Hotel Sikumbang Kab. Luwu Timur dengan jumlah peserta 40 orang. Jumlah Sarati Banten yang terdata pada Bimas Hindu Kanwil Kemenag Prov. Sul-Sel  sebanyak 270 orang, dengan thema : "Melalui Orientasi Sarati Banten Kita Tingkatkan Profesionalisme Sarati Banten Serta Iklas Dalam Melakanakan Pelayanan Kepada Umat Hindu".

Wayan Shantika selaku Ketua Panitia dalam laporannya menyampaikan, dengan pelaksanaan kegiatan ini diharapkan para sarati dapat lebih professional serta lebih iklas dalam melakukan pelayanan dan melaksanakan upacara yadnya. Ketua PHDI Luwu Timur Bapak I Wayan Sudarsana, S.Pd, M.Pd dalam sambutannya, para sarati dalam membuat sarana upakara/banten harus didasari tulus iklas walaupun banten biasanya berbeda-beda berdasarkan wilayah atau daerahnya tapi fungsinya tetap sama. Pada kesempatan ini pula Beliau mendukung sepenuhnya dan mengharapkan untuk pengadaan stuktur Penyelenggara Bimas Hindu pada Kantor Kemenag Kab. Luwu Timur.

Kamis, 28 Mei 2015

Orientasi Tokoh Agama Hindu Tahun 2015

Asrama Haji Sudiang - Makassar, Provinsi Sulawesi Selatan merupakan salah satu Provinsi di Wilayah Negara  Kesatuan  Republik Indonesia  yang Ibukotanya di Makassar. Secara Geografis, letak Sulawesi Selatan berada antara 0.12 - 8. Lintang Selatan dan 116. 48 - 36 Bujur Timur yang berbatasan dengan Propvinsi Sulawesi  Barat di Sebelah Barat dan Laut Flores di Sebelah selatan. Luas Provinsi Sulawesi Selatan adalah 45.574,48 kilometer persegi, yang di dalamnya terdapat kemajemukan kehidupan penduduk, baik dari aspek suku, bahasa, ekonomi maupun agama yang dianutnya.

Selasa, 19 Mei 2015

EKSPLORASI NILAI-NILAI AGAMA HINDU DALAM MENINGKATKAN KERUKUNAN



EKSPLORASI NILAI-NILAI AGAMA HINDU DALAM MENINGKATKAN KERUKUNAN
Pada Orientasi Tokoh Agama Hindu
oleh Kol. (purn) IN. Suartha, S.Ip 


     A.  Pendahuluan
Gerakan kerukunan sudah ada sejak tahun 1893 melalui Word Parlement of Religiont di Chicago bernama gerakan kerukunan antara umat beragama (Interfaith Movement). Salah seorang utusan dari agama Hindu adalah VIVEKANANDA yang dinilai sangat brilian dalam acara tersebut. Pada tahun 1993 dalam peringatan 100 tahun gerakan tersebut telah dihasilkan sebuah komitmen bahwa hubungan antara pemeluk agama yang berbeda adalah saling hormat-menghormati dan kerjasama dan bukan persaingan unggul-mengungguli.