Masamba,- Penyuluh agama adalah Pegawai yang diberitugas,
tanggungjawab, dan wewenang secara penuh oleh pejabat yang berwenang untuk melakukan
kegiatan bimbingan keagamaan dan penyuluhan pembangunan melalui bahasa agama yakni Bahasa Agama Hindu. Karena itu Penyuluh adalah membantu Pemerintah (Bimas Hindu Kanwil Kemenag Sul-Sel) dalam
menyebarkan nilai-nilai ajaran Hindu agar umat memiliki pemahaman yang benar
terhadap ajaran agamanya. Untuk dapat menyampaikan ajaran agama Hindu maka
seorang penyuluh wajib memahami tugasnya dan memahami ajaran agama Hindu dan
yang terpenting pula ia harus memiliki sifat empati,
kesadaran diri, dapat mengatasi masalah keumatan, berpikir kritis, mampu
melakukan komunikasi yang baik dan dapat mengendalikan emosional. Hal ini
disampaikan oleh Pembimas Hindu Kanwil Kementerian Agama Provinsi Sulawesi Selatan
(Bapak Simon Kendek Paranta’) pada acara pembukaan Orientasi Pembinaan dan Pengembangan Penyuluh Agama
Hindu Non PNS Tahun 2016 yang berlangsung dari tanggal 16 s.d 18 Juni 2016 di Hotel Remaja
Masamba Kabupaten Luwu Utara.
Bimbingan Masyarakat Hindu Sulawesi Selatan
Slide Foto
Rabu, 22 Juni 2016
Senin, 13 Juni 2016
Orientasi Pembinaan dan Pemberdayaan Ekonomi Umat Tahun 2016
Senin, 08 Juni 2015
Orientasi Sarati Banten
Tomoni, -
Pada Tahun Anggaran 2015 ada beberapa kegiatan penting yang dilaksanakan
Bimas Hindu Kanwil Kemenag Prov. Sulawesi Selatan, salah satu diantaranya
adalah Melaksanakan Orientasi Sarati Banten yang dilaksanakan tangal 30 Mei s/d
1 Juni 2015 di Hotel Sikumbang Kab. Luwu Timur dengan jumlah peserta 40 orang. Jumlah Sarati Banten yang terdata pada Bimas Hindu Kanwil Kemenag Prov. Sul-Sel
sebanyak 270 orang, dengan thema :
"Melalui Orientasi Sarati Banten Kita Tingkatkan Profesionalisme Sarati Banten
Serta Iklas Dalam Melakanakan Pelayanan Kepada Umat Hindu".
Wayan Shantika selaku Ketua Panitia dalam laporannya menyampaikan,
dengan pelaksanaan kegiatan ini diharapkan para sarati dapat lebih professional
serta lebih iklas dalam melakukan pelayanan dan melaksanakan upacara yadnya.
Ketua PHDI Luwu Timur Bapak I Wayan Sudarsana, S.Pd, M.Pd dalam
sambutannya, para sarati dalam membuat sarana upakara/banten harus didasari
tulus iklas walaupun banten biasanya berbeda-beda berdasarkan wilayah atau
daerahnya tapi fungsinya tetap sama. Pada kesempatan ini pula Beliau mendukung
sepenuhnya dan mengharapkan untuk pengadaan stuktur Penyelenggara Bimas Hindu
pada Kantor Kemenag Kab. Luwu Timur.
Kamis, 28 Mei 2015
Orientasi Tokoh Agama Hindu Tahun 2015
Selasa, 19 Mei 2015
EKSPLORASI NILAI-NILAI AGAMA HINDU DALAM MENINGKATKAN KERUKUNAN
EKSPLORASI NILAI-NILAI AGAMA HINDU DALAM MENINGKATKAN KERUKUNAN
Pada Orientasi Tokoh Agama Hindu
oleh Kol. (purn) IN. Suartha, S.Ip
A. Pendahuluan
Gerakan kerukunan sudah ada sejak tahun
1893 melalui Word Parlement of Religiont
di Chicago bernama gerakan kerukunan antara umat beragama (Interfaith Movement). Salah seorang utusan dari agama Hindu adalah VIVEKANANDA yang dinilai sangat brilian
dalam acara tersebut. Pada tahun 1993 dalam peringatan 100 tahun gerakan
tersebut telah dihasilkan sebuah komitmen bahwa hubungan antara pemeluk agama
yang berbeda adalah saling hormat-menghormati dan kerjasama dan bukan
persaingan unggul-mengungguli.
Langganan:
Postingan (Atom)